Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Kepahiang kembali menegaskan komitmennya dalam menurunkan angka perkawinan anak dengan menggelar Pertemuan Kelompok Kegiatan Kampung Keluarga Berkualitas (Poktan Kampung KB). Pertemuan ini berlangsung di 15 desa/kelurahan Kampung KB yang tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Kepahiang, sebagai bagian dari upaya strategis daerah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan reproduksi remaja dan dampak negatif perkawinan anak.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kepahiang, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kepahiang, serta perwakilan dari Kejaksaan Negeri Kepahiang, khususnya Kasi Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun), yang menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi masalah ini.
Kesehatan reproduksi remaja merupakan salah satu elemen penting dalam pembangunan kualitas hidup generasi muda, terutama dalam mencegah terjadinya perkawinan anak. Masa remaja ditandai oleh berbagai perubahan fisik dan emosional yang mempengaruhi perkembangan individu. Pada remaja putri, kesehatan reproduksi dimulai dengan haid pertama, sementara pada remaja putra ditandai dengan mimpi basah. Pengetahuan mengenai perubahan ini perlu diberikan sejak dini untuk mempersiapkan remaja menghadapi masa dewasa secara fisik dan mental.
Dalam pertemuan Poktan Kampung KB ini, para peserta diberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi yang dipandu oleh para ahli dan tenaga kesehatan. Selain itu, diuraikan juga berbagai risiko perkawinan anak, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Perkawinan anak, terutama bagi remaja putri, berdampak signifikan terhadap kesehatan mereka. Risiko komplikasi kehamilan, kematian ibu muda saat persalinan, serta dampak psikologis seperti depresi dan kecemasan menjadi tantangan serius yang harus diatasi.
DPPKBP3A Kabupaten Kepahiang berharap bahwa pertemuan Poktan Kampung KB ini dapat menjadi sarana untuk terus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya perkawinan anak dan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya edukasi dan dukungan dari berbagai pihak, Kabupaten Kepahiang menargetkan penurunan angka perkawinan anak secara signifikan pada tahun-tahun mendatang.
Pertemuan ini juga diharapkan dapat memotivasi desa-desa lainnya untuk menginisiasi program-program serupa, sehingga seluruh kecamatan di Kabupaten Kepahiang dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang lebih mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dan remaja.
“Kita semua memiliki peran dalam memastikan generasi muda kita tumbuh dengan sehat, berpendidikan, dan siap menyongsong masa depan. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan, kita berharap Kabupaten Kepahiang dapat mencapai target Generasi Emas 2045, di mana anak-anak kita menjadi generasi yang tangguh, cerdas, dan berkualitas,” tutup Linda Rospita, Kepala DPPKBP3A Kabupaten Kepahiang.